Rektor Unpatti Kukuhkan Prof. Dr. J.E.R. Marantika, M.Pd Sebagai Guru Besar

3 GURU BESAR UNIVERSITAS PATTIMURA DIKUKUHKAN

UNPATTI,- Dalam Rapat Terbuka Senat Luar Biasa Universitas Pattimura dilakukan pengukuhan terhadap 3 Guru Besar Universitas Pattimura , Jumat (24/6) di Aula Lantai II Gedung Rektorat Universitas Pattimura. Mereka yang dikukuhkan yaitu Prof. Dr. Juliaans E. R. Marantika, M.Pd sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura, Prof. Dr. Ir. Johannes M. S. Tetelepta, M.Sc., M.Phil dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kelautan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura dan Prof. Dr. J. R. Pattiruhu, SE., M.Si sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bsinis Universitas Pattimura. Dengan dikukhkannya tiga guru besar saat ini maka total jumlah Guru besar di Universitas Pattimura yaitu 77 Guru Besar.

Prof. Dr. Juliaans E. R. Marantika, M.Pd dalam pidatonya mengatakan topik yang berjudul “State of The Art Pembelajaran Bahasa Jerman Sebagai Bahasa Asing” dipilih sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi kekinian proses pembelajaran bahasa Jerman, khususnya di sekolah-sekolah di Provinsi Maluku yang terkesan sangat didominasi guru. Cara ini kurang memberi ruang yang cukup bagi peserta didik untuk berlatih berkomunikasi dalam bahsa Jerman, baik secara lisan maupun tulisan. Pengalaman selama membimbing dan menguji mahasiswa PPL, mengamati sebagian video pembelajaran yang diunggah beberapa guru bahasa Jerman di Maluku, menginformasikan bahwa pembelajaran lebih difokuskan. Guru juga terkesan “memaksakan” pemahaman peserta didik terhadap kata atau struktur kalimat tertentu dengan cara menerjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Hal ini tentu saja akan berdampak terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik yaitu mereka memiliki keterampilan mendengar, membaca (reseptif) dan menulis, berbicara (produktif) yang baik sesuai standar kebahasaan. Trampil menggunakan bahasa secara reseptif maupun produktif tidak dapat diperoleh hanya melalui proses pembelajaran yang lebih berorientasi pada pengetahuan kaidah bahasa saja.

Prof. Marantika yang adalah Guru Besar ke 25 Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura menyimpulkan bahwa Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, termasuk di Maluku. Perkembangan pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing (Deutsch als Fremdsprache) di Indonesia bertujuan untuk memberi kemungkinan bagi peserta didik menggunakan pengetahuan bahasa Jerman mereka dalam melakukan tindakan berbahasa sesuai situasi dan konteks komunikasi nyata. Dengan kemampuan komunikasi yang dimiliki peserta didik mampu berinteraksi, berkolaborasi dan bersaing di era globalisasi. Guru diharapkan dapat merancang pembelajaran interaktif yang mengacu pada prinsip-prinsip didaktik dan metodik pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing dan mempertimbangkan latar belakang karakter dan potensi serta kebutuhan peserta didik, mengalihkan fokus kegiatan pembelajaran daripenguasaan kaidah bahasa (tata bahasa dan kosakata) semata, ke proses kesiapan dan kematangan peserta didik untuk menggunakan kaidah bahasa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tertulis, memahami dengan tepat tujuan utama dan tujuan antara yang harus dicapai peserta didik sehingga dapat memilih bentuk latihan (Ubungen) dan penugasan (Aufgaben) secara tepat. Fase latihan (Ubungen) dilakukan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik berlatih pengetahuan kaidah bahasa. Sementara fase penugasan (Aufgaben) digunakan untuk memberikesempatan kepada peserta didik berlatih pementapan dan otomatisasi penegtahuan kaidah bahasa mereka untuk berkomunikasi dalam konteks nyata, membangun pola-pola interaksi social di kelas melalui penggunaan Sozialform secara variatif dan fleksibel sesuai situasi dan tujuan yang ingin dicapai dan dituntut untuk menciptakan suasana belajar atau atmosfer kelas yang mendukung. Guru juga diharapkan dapat member respons atau umpan balik yang positif terhadap pertanyaan atau jawaban, tidak mengoreksi kesalahan peserta didik secara langsung yang dapat menimbulkan ketakutan atau kecemasan sekaligus menurunkan motivasi belajar meraka yang berujung pada tingkat pencapaian tujuan pembelajaran.

Rektor Universitas Pattimura Prof. Dr. M. J. Saptenno, SH., M. Hum dalam sambutannya mengatakan “ini merupakan kebanggan tersendiri dalam perjalanan panjang Universitas Pattimura memasuki usia ke 60 tahun dimana Universitas Pattimura telah menghasilkan 76 Guru Besar dan sekaligus ini menjadi tantangan bagi Universitas ini”, ujarnya. Oleh karenanya rektor mendorong dan memberikan motivasi kepada para Doktor untuk bisa berproes kejenjang Guru Besar.

Lanjutnya kajian – kajian akademik perlu terus dikembangkan oleh Universitas Pattimura terutama tiga Guru Besar yang baru dikukuhkan agar menjadi acuan dalam pengembangan pembangunan di Maluku.

Rektor berharap agar ketiga Guru Besar untuk tetap rendah hati dalam mengemban jabatan akademis tertinggi di Universitas Pattimura. tutupnya.

Selamat Dan Sukses kepada Prof. Dr. Juliaans E. R. Marantika, M.Pd, Prof. Dr. Ir. Johannes M. S. Tetelepta, M.Sc., M.Phil dan Prof. Dr. J. R. Pattiruhu, SE., M.Si.